KODE Babi Pada Makanan

paankbilang.blogspot,
Hampir di seluruh negara bagian barat, termasuk Eropa, pilihan utama untuk daging konsumsi adalah daging babi.

Mumpung masih dalam suasana lebaran, mari berbagi informasi, dan mohon koreksinya. Research ini belum terlalu mendalam, tapi bisa dipercaya. Lanjuuuut,...
Peternakan babi sangat banyak terdapat di negara- negara tersebut. Seperti di Perancis, jumlah peternakan babi mencapai lebih dari 42.000 unit. Jumlah kandungan lemak dalam tubuh babi sangat tinggi dibandingkan dengan hewan lainnya. Namun, orang Eropa dan Amerika berusaha menghindari lemak-lemak itu.

Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah: kemanakah lemak-lemak babi tersebut dibuang?

Babi-babi dipotong di rumah jagal yang diawasi (kalo di indonesia disebut) BPOM, tapi yang membuat pusing BPOM adalah membuang lemak yang sudah dipisahkan dari daging babi.
Dahulu, sekitar 60 tahun lalu, lemak-lemak babi itu dibakar. Tapi kini, mereka berpikir untuk mengkomersilkanmemanfaatkan lemak-lemak tersebut. Sebagai awal uji cobanya, mereka membuat sabun dengan bahan lemak babi, dan ternyata berhasil. Dan pemanfaatan 'sampah' ini kemudian menjalar kebidang lain, seperti obat dan makanan!.

Lemak-lemak itu diproses secara kimiawi, dikemas rapi dan dipasarkan. Negara di Eropa memberlakukan aturan yang mewajibkan setiap bahan produk makanan dan obat-obatan harus dicantumkan pada kemasan. Kemudian, hasil olahan dari lemak babi dicantumkan dengan nama Pig Fat (lemak babi) pada kemasan produknya.
Agar mudah dipasarkan, penulisan lemak babi dalam kemasan diganti dengan istilah yang lebih bisa diterima: lemak hewan.
Ketika produsen Eropa ditanya pihak berwenang dari negara Islam, maka dijawab lemak tersebut adalah lemak sapi atau domba. Meskipun begitu lemak-lemak itu tetap dianggap haram bagi beberapa negara muslim, karena dianggap penyembelihannya tidak sesuai syariat Islam. Label baru itu dilarang keras masuk negara Islam, akibatnya produsen Eropa menghadapi masalah keuangan sangat serius karena 75% penghasilan mereka diperoleh dengan menjual produk ke negara Isla.
Mengingat laba yang dicapai bisa mencapai miliaran dollar, mereka kemudian mencari strategi agar produk mereka bisa kembali diterima.

Akhirnya, mereka membuat kodifikasi bahasa yang hanya dimengerti BPOM.Kode diawali dengan E ? CODES, E-INGREDIENTS. Kode ini terdapat dalam produk perusahaan mutinasional, antara lain : pasta gigi, permen karet, cokelat, gula-gula, biskuit, makanan kaleng, buah-buahan kaleng, dan beberapa multivitamin serta masih banyak lagi jenis makanan dan obat lainnya.

Periksa secara seksama bahan-bahan produk yang akan kita konsumsi dan mencocokannya dengan daftar kode E-CODES, berikut ini karena produk dengan kode-kode di bawah ini, positif mengandung lemak babi :

E100, E110, E120, E-140, E141, E153, E210, E213, E214, E216, E234,
E252,E270, E280, E325, E326, E327, E337, E422, E430, E431, E432, E433, E434, E435, E436, E440, E470, E471, E472, E473, E474, E475, E476, E477, E478, E481, E482,E483, E491, E492, E493, E494, E495, E542, E570, E572, E631, E635, E904.

Penting untuk mengetahui bahan makanan ber-lemak babi. Tidak hanya bagi kaum muslim, tapi juga bagi semua 'yang ingin sehat'. Di negara-negara Eropa, Lemak Babi merupakan 'sampah' yang diolah kembali dan dipasarkan.




jika anda suka dengan blog ini, klik disini
dan,
jangan lupa ninggalin comment sama isi buku tamu yaa

3 komentar:

Anang said...

gapengen makan babi... hiks.. harammmm

Arief Maulana said...

Nice post... bener2 info yang bermanfaat mas Paank

Beaumont Home Appraisal said...

Greeat read thankyou

Post a Comment

Semoga dengan ini, hidup kita semakin lebih baik

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Ideas Community