Ada Apa dengan Kita?

diambil dari kompas.compaankbilang.blogspot,
Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita,
karena kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.

Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri,
supaya kita bisa mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk bisa mengumpulkan pujian dan kritik dan menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah.

Kita lahir dengan otak didalam tengkorak kepala kita.
Sehingga tidak peduli semiskin apapun kita, kita tetap kaya. Karena tidak akan ada satu orang pun yang bisa mencuri otak kita, pikiran kita dan ide kita. Dan apa yang anda pikiran dalam otak anda jauh lebih berharga dari pada emas dan perhiasan.

Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut.
Karena mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa mengoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan. Sehingga ingatlah: bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh didalam tulang iga kita.
Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam.


Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.
Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan cinta yang jauh lebih indah.


dan,... ini bukan syair patah hatinya paank, suerrrr!!!


jika anda suka dengan blog ini, klik disini dan,
jangan lupa ninggalin comment sama isi buku tamu yaa

3 komentar:

Anonymous said...

Anda telah membuat langkah berarti bagi kehidupan banyak ummat yang sedang gunda gelana.
Salam kami

makmur.biz

Anonymous said...

Woooowww... mantap bener..
Trims pencerahannya ya..

koekoeh gesang said...

Selamat menunaikan ibadah puasa ^^!

Kupungut pundi-pundi memori yang tercecer di pikiran dan hati. Kupaksa tunduk meriam ego dari hijaunya rumput-rumput ambisi. Berteriakku pada hening lembayung jiwa yang tak kunjung bertepi. Bergelayutku pada curamnya rongga-rongga hakiki. Tiba-tiba diam terjatuh pada tumpulnya duri angka-angka binari. Kuyupku oleh kumpulan bilangan nol dan satu yang berganti-ganti. Mereka meminta verifikasi data pribadi yang terenkripsi dalam mimpi. Tapi terganjal oleh tebalnya sandi dalam hitungan sanubari. Apakah ini cuma emosi dalam wujud simpati? Bukankah ini cuma malam bertopeng hari? Tidakkah mereka bisa merubah alegori imaji? Sadarkah bahwa bumi cuma sugesti? Oh keinginan yang tak kunjung berhenti. Istirahatlah kau dalam pelukan bulan suci tahun ini. Biarkanlah aku, dia, dan kami semua, berperisai dalam janji. Berkepompong erat hingga bisa berpendar kembali.

Post a Comment

Semoga dengan ini, hidup kita semakin lebih baik

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Ideas Community