paankbilang.blogspot, Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bagi berbagai ragam budaya maupun suku sepanjang bumi nusantara. Bahasa ini telah "ditasbihkan" sebagai bahasa yang agung semenjak 28 Oktober 1928 lewat sumpah pemuda. Namun, setelah hampir 80 tahun semenjak SUMPAH PEMUDA itu, bahasa kebanggan kita ini semakin tidak membanggakan.
Tren yang berkembang di era globalisasi sekarang adalah,
Popularitas bahasa Indonesia semakin menurun. Orang dianggap keren apabila bisa berbahasa Inggris yang lancar, baik dan benar. Bukan bermaksud menganggap kalau bahasa inggris itu jelek. Sumpah nggak. Hanya saja,... kenapa kecenderungan generasi muda Indonesia (termasuk saya) adalah "suka hanyut", cepet bosen, dll, termasuk pada persoalan berbahasa.
Menurut hemat saya, bahasa Inggris (English) memang wajib dikuasai saat ini, tapi jangan lupakan bahasa ibu kita: Bahasa Indonesia. Beberapa negara tetangga kita (Asia Tenggara) menerapkan sistem komunikasi bilingual, Bahasa Inggris dan bahasa lokal. Dan, negara-negara yang menerapkan sistem ini, sampai saat ini, kemajuannya berada jauh dari negeri kita tercinta ini.
Apakah ini semua disebabkan minimnya kosakata dalam Bahasa Indonesia?
Adakah solusi cerdas untuk mengatasi "krisis kosakata" saat ini?
(kalo saya berpendapat, mungkin dimulai dari dunia pendidikan)
Mengutip lirik salah satu lagunya JAMRUD,
"...biar bingung asal British..."
"...wen de skai of skey dis wey en fain deskil de spai de fil of main"
"wen de skai to swimming pul en fain des krai de fil of remember"
"klos de dor en no smoking en fren des we en pis tu pis olret..."
Ah entahlah. Terlalu banyak pekerjaan negara yang mesti diselesaikan para pemimpin negeri ini. Jika memang "mereka" merasa sebagai pemimpin.
Saya hanya mampu berusaha menjaga diri saya sendiri untuk tetap menyemai cinta pada Ibu Pertiwi ini, tanpa harus tergilas Globalisasi.
"...olret beibeh!" ^_^
jangan lupa ninggalin comment sama isi buku tamu yaa
AKU CINTA KAU, INDONESIA
Berlangganan
Posts
Comments
