Si Cantik Ingin Memperbesar Penis

paankbilang.blogspot, Rasanya, bulan Februari-Maret tahun ini menjadi musim kawin season 2. Betapa tidak, setidaknya ada 6 undangan pernikahan yang mampir ke mejaku pada kisaran bulan ini. Selamat menempuh hidup baru kawan...

Bicara pernikahan, pada salah satu event kondangan ke tempat kawan, saya bertemu dengan kawan lama. Cewek. Saat itu dia, yang sudah menikah, datang sendirian tanpa didampingi suami. Dia adalah kawan baikku saat kuliah (kalau tidak mau dibilang mantan :D). Selepas kondangan itu kami tak langsung pulang, tapi sedikit jalan-jalan "Nostalgila".

Kenapa nostalGILA? karena obrolan kami benar-benar gila! Kami mampir di sebuah rumah makan sederhana. Pengunjungnya sedikit. Lumayan buat ngobrol lama hiks-hiks-hiks. Awalnya biasa saja, sampai akhirnya dia memulai bertanya tentang anak.
"Kamu sudah berhasil belum?" pertanyaan yang akhir-akhir ini makin biasa kudengar. Kujawab belum, lalu dia memancing obrolan dengan kata-kata nakal "Bisa ngga sih kamu? perlu diajarin apa?" hahahahaha... aku tercengang. dia memang sudah punya anak satu. Umur sekitar 2 tahun.

Sebagai pria, saya tidak menganggap remeh "tawaran" ini. Lalu kujawab sekenanya. "Ah nggak perlu. Takut."
"Takut kenapa" mimiknya serius. Wedew!
"Banyak hal." jawabku (pura-pura) serius.
"Hmmm... takut dosa? takut ketahuan?" jawabnya sambil nyeruput es jeruk. Huh... nampaknya tawarannya ngga main-main.
"Takut tawaran kamu boong. hahahahaha"... aku tertawa lepas sambil menyelidik. Dia ikut tertawa.
Kami diam sejenak menikmati segelas besar es jeruk. Makanan pesanan belum datang. Hening saja.

Tiba-tiba dia berkata pelan, namun amat sangat serius.
"Aku belum pernah merasakan hubungan seks seperti apa yang kubayangkan." sumpah aku kaget, dia serius banget gitu. Aku diam saja.
"Kupikir hubungan suami istri itu seperti yang dikatakan orang, surga dunia." lanjutnya. Dia menatapku dalem. Minta didengarkan.
"Ternyata hyahhhh... cuma seperti itu. Mungkin kalo itu dilakukan dengan orang yang benar-benar kita cintai, sensasinya lain." Deg! Asuuuuu!!! Gemrobyossssszzz aku

Suasana saat itu sangat mencekam bagiku. Kubiarkan saja dia bercerita. Mungkin dia butuh didengarkan. Seperti layaknya wanita.
"Memang apa yang kamu rasakan?" kuberanikan bertanya.
"Yaa gitu deh. Banyak capeknya daripada itunya."
"Kok bisa?"
"Suamiku letoy. Bodi gede tenaga gede. Tapi itunya kecil. Apalagi setelah aku melahirkan. Yang aku rasakan... yaa seperti cuma dikelitiki. Hahahahaha.." tawanya pahit. Kasihan sekali kamu nak.

Singkat cerita, obrolan kami berlanjut. Santai saja, tidak sampai begituan kok. Dari cerita-ceritanya dia terungkap bahwa mitos "ukuran bukan masalah" mungkin salah. Itu adalah masalah. Ukuran, bagi wanita tetap jadi masalah. Hanya saja, sedikit sekali wanita yang mau berbagi cerita. termasuk temanku itu. Aku juga tak habis pikir kenapa dia berani cerita ke aku.

So, para pria, mungkin saya, anda, kita, perlu sedikit lebih peka terhadap yang satu ini. Jika anda merasa itunya berukuran dibawah standar, ada baiknya anda mencoba terapi untuk memperbesar penis. Pilih yang alami saja. Jadilah suami perkasa seperti saya hahahahaha...

Anda tentu tidak menginginkan istri anda, diluar pengetahuan anda, bercerita tentang ukuran itunya anda kepada teman-temannya. Apa jadinya bargaining position anda dimata teman-teman istri anda?....
So, choose wisely.

Sumber Gambar: Gadis

jika anda suka dengan blog ini, dan, jangan lupa ninggalin comment sama isi buku tamu yaa