Branding: Solusi Cerdas Lestarikan Batik

Foto: Paank Fachrezi/Dok. Pribadi
paankbilang.blogspot, Indonesia patut berbangga memiliki batik. Sejak dikukuhkan sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage) oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada Oktober 2009 lalu di Perancis, popularitas batik kian moncer. Masyarakat Indonesia seperti terbangun dari tidur pulas bahwa negeri ini punya warisan leluhur yang patut dibanggakan di tingkat Internasional. Pasca penetapan oleh UNESCO itu, berbagai apresiasi positif pun diberikan. Penetapan Hari Batik 2 Oktober, pencanangan pemakaian seragam batik, aneka promo dari berbagai pihak untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap batik, dan lain sebagainya.

Idola Baru Itu Bernama: Batik

Image yang dahulu berkembang di masyarakat tentang batik adalah:
baju kondangan. Dahulu orang yang menggunakan batik akan 'disangka' akan menghadiri kondangan atau acara hajatan lain. Namun kini situasinya jauh berbeda. Seragam sekolah mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (termasuk didalamnya TK) hingga SMA/SMK, pada hari tertentu, menggunakan batik. Orang kantoran, mulai dari swasta hingga PNS pun tak mau kalah.

Moncernya popularitas batik ini kemudian direspon pula oleh dunia kreatif. Kini sangat lazim kita jumpai desain batik yang teramat sangat variatif dan kreatif. Bahkan tak cuma di baju/kain, perlengkapan fashion lain juga menyertakan batik. Helm, jaket, aksesori ponsel, barang rumah tangga hingga body kendaraan. Pun kini batik telah bisa didapat dengan mudahnya. Belanja batik tak harus ke tempat produksi batik yang umumnya di pedesaan. Mall, supermarket, minimarket, hypermart, maupun minimart kini juga menyediakan space untuk memajang batik. Butik batik, maupun toko batik telah banyak tersebar dari pasar tradisional hingga toko online.

Dilematika Batik

Secara pribadi saya memiliki kekhawatiran soal kelestarian batik. Kenapa mesti khawatir?
Pertama, Meski sebenarnya yang ditetapkan UNESCO sebagai World Heritage adalah batik tulis, dan bukan batik print, namun hal ini tidak serta merta mengangkat derajat perekonomian para pembatik. Justru yang kini laris manis dipasaran adalah batik printing. Mahalnya harga batik tulis konon menjadi alasan utama kenapa masyarakat dan instansi sebagai pemakai batik lebih memilih batik hasil sablon. Ironis memang. Jika saya adalah seorang ahli fashion yang omongannya dipercaya banyak orang, saya akan berkata:
"Itu bukan batik, itu adalah kain bergambar motif batik. Segemerlap apapun, tembaga tetap bukan emas."
Kedua, Regenerasi. Saya tinggal di Kabupaten Kebumen. Sebuah kabupaten kecil dipesisir pantai selatan Jawa Tengah. Di kota tempat saya tinggal ada banyak sentra batik. Dan saya pikir anda tak akan terkejut jika saya informasikan bahwa 98% para pembatik berusia diatas 40 tahun. Meski desa itu telah mendapat predikat "Kampoeng Batik". Kemana para generasi muda? Entahlah. Mungkin sedang sibuk ber-galau-ria.
Desa Gemeksekti, salah satu sentra batik di  Kebumen. Foto: Kampoeng Batik 
Tapi saya tidak akan membahas poin ini terlalu mendalam karena saya sebagai generasi muda pun belum punya ketertarikan khusus untuk mempelajari teknik membatik yang, sependek pengamatan saya, prosesnya rumit. Sebagai contoh saja, batik cap dengan kesulitan "level 2" membutuhkan pengetahuan dan pengalaman tentang seperti apa kondisi malam (tinta batik) yang sudah siap di-cap-kan. Belum lagi ketelitian dalam meng-cap agar sambungan motifnya bisa presisi, penghafalan teknik celup, ndolet, wenter, nglorot. Fyuhh... Itu baru yang cap, belum soal aneka teknik dalam memainkan canting (pena untuk membatik). Sampai disini anda mungkin mulai memahami kenapa saya khawatir soal regenerasi dan kelestarian batik.
Ketiga, "tabiat" orang Indonesia amat mudah bosan dengan segala hal, terutama yang baik-baik. Menurut saya pribadi, orang Indonesia itu mudah terbawa euforia dan mudah pula teralih ke euforia yang lain. Contoh simpel, fenomena di dunia musik. Ada fenomena yang saya sebut: Fenomena meteor. Muncul - dikenal - dipuja - redup - hilang. Kemanakah para boyband dan girlband yang tahun lalu berjumlah hampir lima puluhan itu? Saya cuma khawatir jika batik tak dikelola dengan baik pesonanya akan meredup lalu hilang pula.
Keempat. Selama ini, menurut saya, peran berbagai pihak untuk menjadikan batik sebagai idola masyarakat, baru sebatas retorika belaka. Perlu upaya-upaya yang "lebih nyata" agar para pegiat batik tradisional ditingkat grass-root lebih bersemangat menghidupi batik. Ini akan terwujud jika batik pun bisa menghidupi mereka. Harga batik asli (baca: batik tulis) yang mahal menjadi alasan yang paling populer kenapa masyarakat lebih memilih batik sablon. Taapiy... Kenapa aneka produk impor dengan harga yang dua, tiga, empat, lima kali lipat bisa tetap laris? Ada baju hem biasa dengan harga setara cicilan mobil. Ada dompet mungil yang harganya sampai 7 digit, tapi kok tetap diminati?

Kabar Baik Dari Batik

Ehm,... Saya tidak akan membuat anda ber-pesimis ria. Mari tumbuhkan keyakinan bahwa batik akan tetap lestari, dan tetap menjadi kebanggaan. Selain batik, hanya kaos Timnas era piala AFF 2010 yang bikin orang Indonesia bangga dengan pakaian produk dalam negeri.
Ada kabar baik juga dari batik lhoo... Seperti saya sebutkan diatas, apresiasi positif telah amat banyak diberikan kepada batik. Kini masyarakat telah  berbatik dengan bangganya. Tak lagi takut dikira mau kondangan. Batik pun telah menjelma dalam berbagai bentuk dan design. Dari hem sampai helm ada yang "versi" batik. Dari tanktop hingga laptop, batik bisa masuk. Adapun keempat problem dasar yang saya urai diatas, saya punya beberapa tawaran solusi. Tak etis jika mengkritisi tanpa memberi solusi. Setidaknya, itu bukan style saya. ciyeeeee...

Soal Batik tulis VS batik sablon, solusi cerdas yang saya tawarkan adalah branding. Orang Indonesia punya gengsi yang amat tinggi. Tak heran jika produk-produk impor lebih dihargai di negeri ini. Penggila merk. Mari kita cari jalan tengah. Saat ini setidaknya ada 11 produk Indonesia yang telah mendunia, 4 (empat) diantaranya berkait langsung dengan dunia fashion. Sebut saja Lea, Eiger, Peter Says Denim, dan Bagteria. Jika merk-merk aseli Indonesia ini sudi menggandeng pengrajin batik tulis, gengsinya akan naik tinggi menjulang. Misalnya daypack batik merk Eiger, atau jaket jeans batik merk Lea. Bergengsi kan? Mmm... Ada yang punya link dengan petinggi merk-merk tersebut?

Regenerasi Pembatik. Batik akan segera menjadi cerita penghias museum jika para pembuatnya "punah". Jargon-jargon pemerintah soal batik nyatanya tak diikuti dengan "menyentuh langsung" para tokoh utama dibalik batik. Apakah pemerintah, minimal pemkab tahu bahwa upah para buruh batik masih banyak yang dibawah UMK? Memang banyak dari pembatik yang secara ekonomi TIDAK berada dibawah garis kemiskinan, tapi tepat digaris kemiskinan itu sendiri alias pas-pasan. Saran saya, pemerintah melalui dinas atau kementerian terkait memberikan alokasi khusus untuk UMKM bidang batik tulis dan/atau batik cap. Ingat lho, karena mereka Indonesia jadi lebih dikenal.

Poin ketiga dan keempat, saya pikir bisa diselesaikan jika solusi branding terlaksana. Karena kreatifitas, strategi pemasaran dan point of view soal kualitas dari para pemegang merk tersebut sudah teruji.

Epilog

Sudah seharusnya batik menjadi jatidiri bangsa Indonesia. Jika memungkinkan, materi tentang batik dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Ini penting untuk menjadikan batik tak hanya simbol. Para guru pun perlu mengetahui bahwa setiap motif pada batik mengandung makna. Misalnya motif Parang slobog yang menggambarkan keteguhan, ketelitian, dan kesabaran. Tentu ini akan makin baik jika diselaraskan dengan visi misi sekolah.
Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan dan kepustakaan batik di Indonesia. We Love you, Batik.


 jika anda suka dengan blog ini, dan, jangan lupa ninggalin comment sama isi buku tamu yaa

12 komentar:

Iwan Sumantri said...

mantap tulisannya ! Semoga Sukses !
Salam penuh persahabatan dari One sm
http://iwansmtri.blogspot.com/2013/01/orang-indonesia-tak-punya-batik-apa.html

paank Fachrezi said...

tengkiyu gan

Amir said...

Apik han artikele. Tapi koh kayane pengunjung blogmu menurun apa ya...?

Obat asam urat herbal said...

Terimakasih banyak atas informasi yang sudah di share.

agus herbal said...

nice post.,..,.

obat pemutih gigi said...

infonya bagus sekali kawan

obat herbal wasir kronis tanpa operasi said...

postingan yang menarik..
Obat Herbal Penurun Darah Tinggi Obat Herbal Ambeien Akut Obat Herbal Batu Empedu Tanpa Operasi Obat Herbal Sinusitis Kronis Obat Herbal Tumor Otak Jinak Obat Herbal Wasir Kronis Tanpa Operasi Obat Herbal Liver Kronis Paling Ampuh Obat Herbal Bronkitis Kronis Obat Herbal Usus Buntu Tanpa Operasi Obat Herbal Eksim Paling Ampuh Obat Herbal Gagal Ginjal Kronis

obat herbal kanker pankreas said...

artiikel yang bagus
nice share

Obat Herbal Tulang Keropos Obat Herbal Amandel Kronis Obat Herbal Vertigo Akut Obat Herbal GlaukomaObat Herbal Varises Obat Herbal Kanker Usus Halus Obat Herbal Alzheimer Paling Ampuh Obat Herbal Epilepsi Obat Herbal Sipilis Obat Herbal Pasca Stroke Obat Herbal Kanker Hati Obat Herbal Meningitis Obat Herbal Untuk Penyakit Faringitis Suplemen Pemutih Wajah Obat Herbal Bopeng Di Wajah Obat Herbal Kanker Pankreas

obat herbal fistula ani said...

mantaappp
Obat Herbal Fistula Ani
Obat Herbal Kanker Pankreas
Obat Herbal Kanker Kandung Kemih

lunasweet said...

cerita dewasa
lotere indonesia
nonton bokep
Nonton Movie Online
Film Bioskop Terbaru
berita artis hot

Unknown said...


obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit sipilis

obat tradisional untuk mengobati penyakit sipilis

obat sipilis yg alami

obat sipilis yang alami

obat alami penyakit sipilis pada pria

GST Training said...

Very informative, keep posting such good articles, it really helps to know about things.

Post a Comment

Semoga dengan ini, hidup kita semakin lebih baik

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Ideas Community